PPKM Darurat buat Ekspatriat Jepang Minggat, Apa Kata Daihatsu?

Jejeran unit produksi Astra Daihatsu Motor di fasilitas logistik (Foto: Ist)
Jejeran unit produksi Astra Daihatsu Motor di fasilitas logistik (Foto: Ist)

Autogear.id – Sejumlah kabar mengatakan, kondisi yang masih memprihatinkan di Tanah Air terkait pandemi Covid-19 menciptakan efek domino. Salah satunya adalah banyaknya ekspatriat atau warga negara asing, khususnya warga negara Jepang, ramai-ramai hengkang meninggalkan Indonesia.

Padahal seperti diketahui, banyak perusahaan, seperti pabrikan otomotif mempekerjakan karyawan ekspatriat asal Jepang. Misalnya saja PT Astra Daihatsu Motor (ADM), yang memiliki banyak tenaga kerja asal Negeri Sakura, dalam beberapa lini operasionalnya.

Menyikapi banyaknya ekspatriat Jepang yang pulang kampung, Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT ADM dalam jumpa pers virtual beberapa hari lalu (15/7) menjelaskan, untuk ekspatriat di PT ADM sejauh ini telah diatur mengikuti arahan perusahaan dan pemerintah. 

“Tenaga kerja asing (khususnya Jepang) yang sudah habis kontrak kerjanya memang harus pulang ke negara asal. Sedangkan yang baru datang ke Indonesia, jumlahnya diminimalisir dan protokol kesehatannya diperketat. Namun, mereka yang kontrak kerjanya belum habis, diminta manajemen melakukan Work From Home (WFH) atau kerja dari rumah,” urai Amel.

Menyikapi rencana perpanjangan PPKM Darurat hingga akhir Juli nanti, pabrik ADM tetap diizinkan beroperasi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Karena menurut Amel, Daihatsu merupakan perusahaan yang harus tetap beroperasi, karena melakukan ekspor ke 75 negara. 

“Meski begitu, dalam operasional pabrik tetap kami fokuskan pada protokol kesehatan yang begitu ketat. Walaupun pada akhirnya, pabrik kami menurunkan kapasitas produksi. Karena memang faktanya karyawan yang masuk bekerja jumlahnya berkurang, dibatasi,” tandas Amel.

Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) dalam kesempatan yang sama mengatakan, selama PPKM Darurat di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali, kurang lebih seminggu kemarin, showroom Daihatsu dipastikan tutup.

“Hanya bengkel yang kami buka 25 persen, karena bengkel masuk kategori sektor esensial, dan boleh buka selama PPKM Darurat. Malah bengkel boleh buka 50 persen, tapi kami sepakat buka 25 persen dulu. Sebagai pertanggungjawaban sosial kepada konsumen saja,” kata Hendrayadi yang mengaku terus memonitor dinamika jalannya PPKM Darurat. 

Sementara untuk operasional bengkel sendiri, demi menjaga kenyamanan dan keamanan, ADM menerapkan kapasitas orang yang masuk bekerja hanya 10 persen. Dari yang semula bengkel dan showroom bisa sekitar 40-50 orang, kini hanya sekitar 4 orang. Yaitu kasir, Service Advisor, Partman, dan mekanik. 

“Kebetulan lagi unit Daihatsu seperti Grandmax dan Luxio, banyak yang beroperasi sebagai ambulans atau membawa barang-barang kebutuhan logistik, yang dibutuhkan dalam sektor esensial, sehingga bengkelnya tetap dibiarkan beroperasi,” kata Hendrayadi.

Lanjutnya, prioritas bengkel Daihatsu adalah melayani servis kendaraan-kendaraan yang tugas utamanya seperti ambulans dan pengangkut kebutuhan logistik. “Kecuali kalau ada slot sisa, baru menangani konsumen kendaraan penumpang,” tukasnya.

Hendarayadi kembali menyampaikan, Daihatsu juga terus meningkatkan aktivitas digital marketing, karena adanya keterbatasan mobilitas di tengah kondisi PPKM Darurat yang berlaku sejak awal Juli 2021 ini.

“Mohon dukungan dan pengertian pelanggan, atas kebijakan pembatasan beberapa layanan kami sementara ini,” tutupnya.


(acf)