Kendaraan Listrik

Tim REV IT Telkom Surabaya Luncurkan Motor Listrik Trail Electric Ninja

Mahasiswa Institut Telkom Surabaya yang tergabung dalam Tim REV (Racing Electrical Vehicle) berhasil mengembangkan sepeda motor listrik jenis trail. MetroTV
Mahasiswa Institut Telkom Surabaya yang tergabung dalam Tim REV (Racing Electrical Vehicle) berhasil mengembangkan sepeda motor listrik jenis trail. MetroTV

Autogear.id - Mahasiswa Institut Telkom Surabaya yang tergabung dalam Tim REV (Racing Electrical Vehicle) berhasil mengembangkan sepeda motor listrik jenis trail. Inovasi motor listrik trail yang diberi nama E-ni (Electric Ninja) ini memiliki wheel hub berdaya 3000 watt dan dapat menempuh jarak hingga 80 km dengan kecepatan maksimal 100-120 km/jam. 

Salah satu keunikan motor trail listrik E-ni yakni menggunakan controller dengan spesifikasi 72 volt 100 ampere dan dilengkapi dengan regenerative brake system, sehingga saat proses pengereman terjadi motor ini juga sambil mengisi ulang daya baterainya.

Ketua Tim  Motor Listrik E-ni Aldhitiansyah Putra mengatakan kelebihan motor listrik jenis trail ini dapat digunakan di segala macam lintasan, seperti aspal, lumpur maupun jalanan berbukit yang terjal.

Baca Juga:
Senjata Baru MG di Indonesia, SUV New MG HS Semi Otonom?

“Motor ini memiliki berbagai fitur pendukung diantaranya mode standar, eco, sport dan juga bisa jalan mundur serta isi daya baterainya hanya membutuhkan waktu 3 jam lamanya dengan spesifikasi baterai pack 72 volt 30 ampere yang  lebih aman dari ledakan,” ujar Aldhianiansyah.

Sementara Dosen Pembimbing M. Iskandar Riansyah mengaku bangga dengan inovasi yang dilakukan para mahasiswanya terutama dalam mendukung era kendaraan berbasis listrik. “Ini merupakan inovasi tahap awal selanjutnya motor listrik E-ni kita akan sempurnakan dari segi spesifikasi maupun kenyamanannnya," ujar Iskandar.

Rencannya motor listri E-ni yang menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp. 40 Juta mulai dari riset hingga selesai akan diserahkan melalui kementerian sosial dan selanjutnya dikirim ke Papua untuk dipergunakan mendukung aktivitas sehari-hari warga di pedalaman. (StoryBulder: MEF)


(uda)