Bengkel Umum

Hantaman Covid-19, Omzet Bengkel Turun Drastis

Bengkel Fast andakan layanan Home Visit selama PSBB. ig/bengkelfast
Bengkel Fast andakan layanan Home Visit selama PSBB. ig/bengkelfast

Autogear.id: Bisnis bengkel kendaraan bermotor menjadi salah satu sektor yang terdampak signifikan akibat wabah Covid-19. Bahkan para pengusaha bengkel mengaku omzet mereka turun drastis. 

Beberapa bengkel umum seperti Bengkel Fast yang memiliki dua outlet di Jakarta antara lain di Kelapa Gading dan Pancoran sudah berupaya mengikuti tren layanan home service atau home visit. Namun tetap saja, situasi yang tidak kondusif membuat mereka tetap saja menjerit. 

Di satu sisi, mereka harus membatasi operasional bengkel akibat pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), di sisi lain tidak semua layanan bisa dikerjakan di rumah konsumen. 

"Kita harus membatasi orang, biasanya buka dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam, sekarang kita batasi satu shift dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore dengan protokol kesehatan harus diutamakan," ujar Penanggung Jawab Bengkel Fast, Tumenggung Prabowo kepada Autogear, Kamis (23/4/2020). 

Bicara omzet, Tumenggung mengatakan sejak merebaknya pandemi Covid-19, bengkelnya mengalami penurunan omzet drastis hingga lebih dari 50 persen. 

"Kalau omzet pastinya turun. Kalau outlet yang di area hunian mungkin berkurangnya 30 persen, itu sudah signifikan banget rasanya penurunannya. Yang lebih parah itu yang di daerah perkantoran, seperti outlet yang di Pancoran, itu penurunannya di atas 50 persen," terang Tumenggung. 

Konsumen makin pelit

Sedikit bergeser ke luar Jakarta, seperti di Bekasi misalnya. Fenomena serupa yakni penurunan income juga dirasakan para pemain bengkel. 

Menurut penuturan Fahmi, pemilik bengkel mobil Fahmi Jaya Motor di bilangan Bekasi Timur, Jawa Barat, ia mengaku jumlah pelanggan semakin berkurang. Uniknya lagi, sekalinya ada pelanggan justru cenderung perhitungan dalam perawatan dan perbaikan kendaraannya, dan ada juga yang bahkan berhutang. 

“Saya sendiri bingung, pelanggan yang sekarang berhutang dan menghemat spare parts biasanya tidak seperti itu, malahan suka bayar duluan sebelum masukin mobilnya ke bengkel, dan ini juga sama dialami teman-teman bengkel yang lain,” terang Fahmi dikutip dari Medcom. 

Meski tidak membeberkan berapa besaran penuruan omzetnya, namun Fahmi menegaskan fenomena konsumen yang semakin pelit sangat berpengaruh pada pemasukan bengkel miliknya.

“Sekarang kalau saya laporan tentang spare parts ke pelanggan, kebanyakan mereka minta diperbaiki atau diakalain biar tidak banyak biaya, seperti penggantian filter oli,” tutup Fahmi.


(uda)