Penting! Ini 6 Cara Mengatasi Pecah Ban di Tengah Jalan

Gambar oleh Valter Cirillo dari Pixabay
Gambar oleh Valter Cirillo dari Pixabay

Autogear.id – Berkendara di jalan raya memang ada saja segala kemungkinannya. Misalnya saja lagi apes, kemudian mengalami musibah pecah ban. 

Umumnya, ketika ban mobil pecah, pengemudi secara refleks menginjak pedal rem. Alhasil, mobil dapat mengalami perubahan arah yang drastis, dan berisiko sulit dikendalikan. 

Keseimbangan mobil yang terganggu akibat pecah ban, membuat laju mobil semakin tidak dapat diprediksi arahnya. Itu terjadi lantaran perubahan gaya dan beban secara tiba-tiba. 

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan pengemudi, ketika mobil mengalami pecah ban di jalan?

“Sedikit banyak, pengemudi hendaknya menguasai teknik mendasar dalam mengendalikan mobil yang pecah ban,” terang Nur Imansyah Tara, Aftersales Div. Head Auto2000 dalam keterangannya.

Berikut, beberapa tips atau cara mengatasi pecah ban di tengah perjalanan:

1. Tidak panik
Ya, hal pertama yang harus diperhatikan pengemudi adalah tidak panik. Memang pecah ban merupakan kejadian yang berbahaya, tetapi sebenarnya masih bisa dikendalikan. 

Kata kuncinya adalah jangan panik. Begitu panik, biasanya pengendara akan mengambil tindakan salah dan membuat mobil tidak bisa dikendalikan.

2. Hindari rem mendadak
Ini merupakan momen paling krusial, ketika tiba-tiba ban mobil pecah di jalan. Apalagi kalau terjadi di jalan tol, dengan kecepatan relatif tinggi. “Pengereman mendadak, membuat pengemudi kesulitan mengendalikan mobil yang pecah ban,” ucap Tara. 

Sewaktu menginjak rem, bobot mobil akan pindah ke depan dan setir akan menarik ke arah ban pecah. Fitur rem ABS tidak dapat memperbaiki situasi, karena ban yang pecah sudah tidak memiliki grip ke aspal. 

Dalam situasi seperti ini, sulit bagi pengemudi untuk memprediksi arah gerak mobil. Bahkan jika pengereman terlalu keras dan ada momentum, mobil bisa terpelanting dan terbalik.

3. Tahan kemudi lurus
Pecah ban biasanya terjadi dalam waktu sepersekian detik. Bila terjadi, perhatikan ban mana yang pecah. Jika ban depan, arah kemudi harus ditahan lurus lebih kuat. Karena setir akan tertarik ke arah ban yang pecah. Kalau ban belakang yang pecah relatif, dapat dikendalikan, karena kontrol tetap ada di ban depan. 

Pertahankan arah kemudi lurus ke depan, dan jangan melakukan manuver yang bikin mobil sulit dikendalikan. Seperti membelokkan setir ke arah berlawanan, berisiko mobil terpelanting dan berpotensi terbalik.

4. Jauhkan kaki dari pedal kopling
Penting diperhatikan buat mobil transmisi manual. Saat pecah ban, jauhkan kaki kiri dari pedal kopling. Karena jika pedal kopling diinjak, mobil malah berisiko meluncur deras tak terkendali. Akibat tidak tertahan oleh beban putaran mesin.

5. Gigi tidak di posisi netral
Begitupula persneling ke posisi netral, sangat tidak dianjurkan. Efeknya sama dengan menginjak pedal kopling, putaran ban tidak tertahan oleh rotasi mesin. Pengemudi bisa membantu mengurangi kecepatan mobil, dengan menurunkan posisi gigi. 

Namun langkah tersebut efektif, jika laju mobil tidak terlalu kencang. Sebab tidak mudah memindahkan tuas transmisi saat panik, dan pada mobil matik efeknya juga kurang terasa.

6. Jangan injak pedal gas
Begitu terdeteksi ada ban yang pecah, lepaskan pedal gas dan biarkan kecepatan turun dengan sendirinya. Supaya lebih mengendalikan arah mobil. 

Kalau kecepatan sudah berkurang dan terkendali, arahkan kendaraan perlahan ke kiri jalan, sambil mengaktifkan lampu sein. 

Pantau terus kondisi di belakang melalui kaca spion. Jika kecepatan sudah cukup lambat, arahkan mobil ke bahu jalan dan biarkan mobil berhenti lantaran kehabisan momentum.

Lebih jauh dikatakan Tara, risiko pecah ban dapat dicegah jika pemilik mobil rutin melakukan perawatan. Seperti mengecek tekanan angin, termasuk melakukan rotasi ban secara berkala. Supaya setiap ban berbagi beban, dan mengalami keausan telapak ban lebih merata dan proporsional. 


(acf)