Taiwan Jajaki Pasar Komponen dan Mobil Berbahan Bakar Roket di Indonesia

Gelaran webinar Taipei AMPA di GoWork Menara Rajawali, Mega Kuningan, Jakarta (Foto: Autogear.id/Alun Segoro)
Gelaran webinar Taipei AMPA di GoWork Menara Rajawali, Mega Kuningan, Jakarta (Foto: Autogear.id/Alun Segoro)

Autogear.id - Melihat potensi yang dimiliki Indonesia, Taiwan sebagai salah satu pemain besar di sektor industri suku cadang otomotif, semakin tertarik untuk menjajaki lebih jauh.

Sebagai langkah utama Taiwan untuk merealisasikannya, Biro Perdagangan Luar Negeri Taiwan (BOFT) dan Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) menggelar webinar, di GoWork Menara Rajawali, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (26/11).

Agenda webinar tersebut antara lain memperkenalkan teknologi Internet of Vehicle (IoV) dan Auto Electronics Taiwan. Keduanya sebagai highlight dari pameran suku cadang dan aksesoris Taiwan, yakni Taipei AMPA (Taipei International Auto Parts & Accessories Show).

Dalam pertemuan yang dihadiri tak kurang 500 peserta, beberapa perusahaan yang tergabung di dalam BOFT dan TAITRA menjelaskan sejumlah hal, terkait Taipei AMPA maupun ragam teknologi yang sedang dikembangkan di Taiwan.

Salah satu materi yang tak kalah menarik, yang disampaikan ke peserta adalah tentang Taiwan yang menjajaki pasar suku cadang industri otomotif di Indonesia. Terutama teknologi mobil berbahan bakar roket.

“Ke depan, semua perusahaan di industri mobil berbahan bakar roket sangat ingin terkoneksi dan berkolaborasi. Ini yang menjadikan Taipei AMPA sebagai tempat terbaik, untuk mendekati pasar. Kami lihat masih ada permintaan yang tinggi dari industri,” kata Sinny Chang, Show Manajer Exhibition Department TAITRA.

Selama beberapa tahun terakhir, Taipei AMPA libatkan banyak perusahaan Taiwan sebagai peserta. Mereka tampil membawa ragam teknologi terkini dan inovatif. Di antaranya pemasok Tesla Taya Electric, Fukuta Electric dan lainnya.

Taipei AMPA ikut menghadirkan sejumlah perusahaan internasional bereputasi tinggi. Sebut saja PTT Oil, Mahle, Texas Instruments, Protec, Rohde & Schwarz, EMU dan banyak lagi.

Para pelaku di industri otomotif dunia, seperti  Toyota, Ford, Yamaha, TSMC, ASE Group, dan HAITEC menyatakan keikutsertaan, dan turut berpartisipasi dalam pameran hibrid tersebut.

Sebagai bentuk komitmen dan guna mencari tahu perkembangan dari teknologi paling inovatif, sekaligus mencari potensi mitra-mitra baru.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang ikut dalam webinar mengatakan, sebagai pasar otomotif terbesar di ASEAN, Indonesia menarik ribuan produsen suku cadang mobil yang ingin mendekati pasar lokal.

“Indonesia punya pasar domestik luar biasa, dan sangat membutuhkan komponen otomotif aftermarket. Pada 2019, Indonesia impor suku cadang otomotif senilai USD 65,9 juta dari Taiwan”, beber Kukuh.

Menurutnya, ini sejalan dengan ucapan Menteri Perindustrian Indonesia (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwasanya industri otomotif merupakan satu dari lima industri manufaktur prioritas untuk mewujudkan Indonesia 4.0.

“Kita dapat melihat lebih banyak kolaborasi di masa datang. Perusahaan-perusahaan Taiwan akan menjadi mitra solid bagi perusahaan di Indonesia”, ucap Kukuh. 

Taiwan banyak melakukan riset pengembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan di berbagai kendaraan. “Selama ini telah dimanfaatkan sejumlah negara Eropa dan lainnya. Semoga bisa diaplikasikan di Indonesia”, katanya.

Seperti dikatakan di awal, Taiwan sedang menjajaki potensi pasar suku cadang industri otomotif di Indonesia, dan teknologi mobil berbahan bakar roket. Namun tak hanya itu, Taiwan juga punya teknologi yang bisa mengkomunikasikan antara mobil dan jalan raya.

Kemampuan riset dan pengembangan industri teknologi dan informasi, perkembangan teknologi elektronik mobil, dan industri IoV Taiwan juga berkembang pesat. 

Sejak level penetrasi 5G meningkat di sana pada 2020, negara tersebut membuat lompatan besar dalam hal membangun jaringan transportasi pintar.

Joseph Hsieh, Assistant Vice President Clientron Corporation menyebutkan, Taiwan telah membangun bidang transportasi pintar 5G di Tamsui, untuk menerapkan teknologi CV2X.

Platform teknologi berbasis komunikasi seluler kendaraan, akan memperbanyak sensor yang digunakan dalam mobil swakemudi. Membuat pandangan kendaraan dari radar dan kamera lebih komprehensif. 


(acf)