Tips Berkendara Aman

Intip Rahasia Sopir Truk Agar Terbebas dari Lakalantas

Mengemudikan kendaraan berdimensi sangat besar seperti bus dan truk dibutuhkan strategi tersendisi. IAMI
Mengemudikan kendaraan berdimensi sangat besar seperti bus dan truk dibutuhkan strategi tersendisi. IAMI

Autogear.id – Kendati sangat tidak disarankan, namun penggunaan truk Over Dimension dan Over Loading (ODOL) masih saja terjadi. Padahal truk ODOL bisa memberikan dampak buruk bagi banyak pihak. Paling fatal, dengan menggunakan truk ODOL, maka berkontribusi sebagai salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan. Seperti yang belum lama ini viral, yaitu sebuah unit truk medium tak kuat menanjak, sampai akhirnya meluncur turun dan terperosok.

Kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) seperti itu dapat dihindari, jika faktor-faktor keamanan dalam berkendara di jalan raya berikut ini dapat terpenuhi. Pertama, pengemudi truk harus menyesuaikan jumlah muatan dengan kapasitas kendaraan. Truk dengan muatan ODOL berpeluang besar meningkatkan risiko terjadinya penurunan performa truk.

Kedua, Setiap pengemudi truk harus menjaga putaran mesin dengan cara memperhatikan posisi gigi, untuk tetap mencapai torsi yang sesuai. Sehingga truk dapat melalui medan jalan tertentu. Misalnya, pengemudi truk yang melalui tanjakan dengan posisi gigi 2, namun putaran mesin turun di angka 1000 rpm. Padahal spesifikasi torsi truk yang digunakan ada pada kisaran 1200  - 2200 rpm.
 
Maka pengemudi tersebut harus segera memindahkan posisi gigi ke posisi 1, supaya putaran mesin kembali lagi di kisaran 1200 - 2200 rpm. Walaupun memang perlu diketahui, setiap truk memiliki spesifikasi torsi maksimum yang berbeda-beda. Seperti torsi maksimum pada Isuzu Elf NLR yaitu 36 Kgm, pada putaran mesin 1500 - 2600 rpm.

Baca Juga:
Porsche Bakal Bawa Mobil Sportnya ke PWRS Sentul 2023

 
Berbeda dengan torsi maksimum Isuzu Elf NMR, yang dapat menghasilkan torsi maksimum 41 Kgm pada putaran mesin 1400 - 2600 rpm. Setiap pengemudi truk pun harus mampu memahami sejauh mana spesifikasi, dan kemampuan truk yang dikendarai, sesuai kondisi muatan dan jalan yang dilalui.

Ketiga, pengemudi truk juga harus memperhatikan medan jalan yang sedang dilaluinya. Hal ini dilakukan, sebab setiap kondisi jalan yang dilewati bakal berpengaruh pada putaran mesin. Misalnya pada kondisi jalan menanjak, putaran mesin akan turun.
 
Pemahaman akan medan jalan yang dilalui, kiranya dapat menjadikan pengemudi lebih waspada. Selain tentunya memiliki penguasaan yang baik, terhadap performa truk yang dikemudikannya, ketika sedang melaju. Dilansir dari website resmi Isuzu Astra, jika muncul gejala truk mulai turun atau tidak kuat menanjak. Sebaiknya pengemudi langsung mengoperasikan rem tangan.
 
Namun jika truk terlanjur meluncur ke bawah, pengemudi harus memposisikan gigi mundur. Keadaan tadi dapat dikombinasikan pula dengan exhaust brake, agar terjadi efek engine brake. Tentunya, pengemudi harus sambil menginjak rem kaki, dan lakukan emergency brake dengan cara menarik serta melepas rem tangan beberapa kali. Ketika angin habis, maka rem akan otomatis terkunci.


(uda)