Pelumas Otomotif

Kebutuhan Domestik Tinggi, Shell Marunda Belum Niat Ekspor

Produsen pelumas Shell belum siap untuk melakukan ekspor, mengingat kebutuhan pasar pelumas nasional masih sangat tinggi. Shell
Produsen pelumas Shell belum siap untuk melakukan ekspor, mengingat kebutuhan pasar pelumas nasional masih sangat tinggi. Shell

Autogear.id – Indonesia dipandang sebagai pasar potensial oleh sebagian besar pemain di sektor otomotif. Baik itu oleh para produsen kendaraan bermotor, maupun komponen pendukungnya seperti pelumas. Salah satu raksasa global di bidang pelumas adalah Shell Lubricants. Shell dengan lugas mengganggap Indonesia sebagai market penting, dan masuk dalam tiga besar negara utama selain India dan Cina. 

Lantaran kebutuhan akan pelumas di Tanah Air relatif tinggi. Terutama bila bicara pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia, apakah itu roda empat maupun roda dua. Pertumbuhan populasi kendaraan bermotor di Indonesia, seperti diketahui, jumlahnya terus bertambah.

Hal tersebut diutarakan Shell Executive Vice President Global Lubricants, Machteld De Haan, saat melakukan obrolan santai dan hangat bareng beberapa media nasional, di Bluegrass resto, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/3/2023).

Machteld menjelaskan, selama ini Shell begitu meyakini Indonesia akan mengalami pertumbuhan GDP yang tinggi. “Saya selalu mengatakan, Shell ada untuk Indonesia, dan Indonesia juga ada untuk Shell,” tukas Machteld yang telah berkecimpung di perusahaan Shell Lubricant selama 25 tahun, sejak dia menamatkan pendidikan di bangku kuliah.

Baca Juga:
Buktikan Reliabilitas di Lintasan Balap, Honda Kembali Ikut ISSOM

Sementara itu Direktur Pelumas-Shell Indonesia, Andri Pratiwa mencoba memperkuat apa yang disampaikan Machteld. Mengapa Indonesia begitu penting bagi Shell, antara lain karena konsumsi pelumasnya tergolong tinggi. Sehingga menurutnya menjadi salah satu alasan, mengapa untuk saat ini pabrik Shell di Marunda, Jakarta Utara, belum untuk kebutuhan ekspor.

“Pabrik Shell di Marunda kami prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu, pasar domestik. Sehingga Shell bisa berguna bagi konsumen di Indonesia. Bila kebutuhannya sudah terpenuhi, barulah kami bepikir untuk menyasar pasar global dengan melakukan ekspor,” terangnya.

Kendati dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, namun kualitas pelumas yang diproduksi di pabrik Marunda tetap mengacu pada standar internasional. “Kalau mengenai penentuan harga, tergantung kondisi pasarnya. Setiap negara punya kondisi market berbeda-beda. Di Indonesia, selama value for customer, dan bisa diterima, itulah yang menjadi dasar bagi kami,” urai Andri.

Sekarang ini investasi Shell masih dominan di Pulau Jawa, walaupun mempunyai fasilitas logistik dan gudang di 3 (tiga) kota yaitu Medan, Balikpapan dan Makassar. “Apakah ke depannya akan melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa? Ya, kita lihat dinamika ke depan. Kalau memang kita bisa memproduksi di luar Pulau Jawa, tentu akan kita lakukan. Wacana kami, mempertimbangkan untuk melakukan produksi di Pulau Sulawesi,” ungkap Andri.

Baca Juga:
Pelajar Serbu Pabrik Suzuki, Ternyata Bukan Buat Tawuran!

Pabrik pelumas Shell di Marunda dibangun dan beroperasi sejak tahun 2015, dengan kapasitas produksi mencapai 136 juta liter per tahun. Shell Marunda merupakan pabrik pelumas terbesar, yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan energi internasional di Indonesia.

Kemudian pada Nopember 2022, Shell meresmikan perluasan pabrik Marunda dan meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 300 juta liter per tahun. Proyek perluasan pabrik Marunda antara lain mencakup pembuatan 40 tangki baru dengan kapasitas 21 ribu m3, peningkatan kapasitas pencampuran, serta pemasangan empat mesin pengisian baru terkini dengan kinerja tinggi. 


(uda)