Penjualan Kendaraan Niaga

Reaksi Fuso, Ketika Komponen Lokal dan Ekspor Jadi Obrolan Hangat

Fuso terinspirasi untuk melakukan ekspor ketika lokalisasi komponen di truk mereka sudah lebih banyak. AG - Alun
Fuso terinspirasi untuk melakukan ekspor ketika lokalisasi komponen di truk mereka sudah lebih banyak. AG - Alun

Autogear.id – Ketika kondisi pandemi yang baru saja berlalu, membuat lesu dan lunglai roda perekonomian. Semua negara yang terdampak kiranya memiliki strategi, bagaimana bertahan dari keterpurukan kemudian untuk bisa bangkit kembali.

Indonesia sebagai salah satu negara terdampak, juga mempunyai kiat tersendiri untuk menyikapinya. Misalnya di sektor otomotif. Demi menekan biaya tinggi dan meningkatkan pendapatan negara, pemerintah bersama stakeholder yang ada coba menggenjot ranah lokalisasi dan ekspor produk.

Pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, angin lokalisasi dan ekspor produk juga berhembus, serta menjadi obrolan lumayan hangat. Malah boleh dibilang, hampir semua segmen kendaraan otomotif digeber untuk dua hal tersebut, tanpa terkecuali kendaraan niaga. 

Seperti Mitsubishi Fuso yang mengklaim diri menjadi market leader di segmen commercial vehicle. Menyangkut lokalisasi dan juga ekspor, dikatakan memang fokus Fuso selama ini adalah bagaimana melokalisasi produk-produknya.

Baca Juga:
Jangan Sampai Enggak Datang, Tiket GIIAS Hari ini Hanya Rp77 Ribu

“Sebagai market leader, kami sejak Euro2 dulu menganggap lokalisasi sangatlah penting. Apalagi di era Euro4 saat ini, lokalisasi terus kami lakukan dan lanjutkan. Lokalisasi terus kami tambah secara bertahap,” kata Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), Duljatmono, Selasa (16/8/2022).

Untuk kelas Fuso Canter, lanjut Momon sapaan akrab Duljatmono, lokalisasi sudah mencapai 30 persen lebih dan bergerak ke arah 40 persen. “Ini dikembangkan terus secara bertahap, karena itu komitmen kami,” ucapnya. 

Menyentuh kelas Medium Duty Truck (MDT), lokalisasi atau konten lokal di tipe Fuso Fighter sudah mendekati angka 25 persen. Perlahan tapi pasti, Fuso dikatakan Momon terus berupaya untuk memperkuatnya. Supaya bisa berkontribusi kuat pada industri dalam negeri di Indonesia.

Kemudian bicara ekspor, disampaikan memang ke depannya Mitsubishi Fuso sudah mempunyai rencana ekspor. Tetapi rencana tersebut masih terus dikembangkan. Mengingat keputusan melakukan ekspor tidak bisa lepas dari campur tangan prinsipal di Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC). 

Baca Juga:
Menunggu New Baleno Versi Hybrid? Sabar, Suzuki Masih Fokus di Mesin ICE

“Ini strategi market secara global, jadi kami perlu berkoordinasi dengan MFTBC, untuk dapat mengembangkan potensi ekspor yang menjadi market paling dicari. Agar supaya kita bisa semakin berkontribusi terhadap perekonomian bangsa,” jelas Momon. 

100 Unit Fuso Euro4 Sampai di Tangan Bagong
Berkaitan dengan progres Fuso Euro4, komunikasi terus dilakukan KTB untuk memberi dorongan peningkatan permintaan unit dari hari ke hari. Salah satunya adalah permintaan dari konsumen setia mereka di Jawa Timur, PT. Bagong Dekaka Makmur (Bagong), yang menjalankan bisnis di bidang transportasi dan perjalanan wisata. 

Fuso Euro4 pun telah diterima PT. Bagong yang membeli sekitar 100 unit dengan kombinasi varian Canter 74 dan Canter 84G BC. Unit-unit ini rencananya dimanfaatkan untuk menjadi bus dan kendaraan angkutan, sesuai segmen bisnis mereka.

Sekilas spesifikasi Canter 74, hadir dengan mesin commonrail, 4V21 standar Euro4, dengan peningkatan spesifikasi 136ps, 6 ban, GVW 8,25 ton dan rasio gigi akhir 4,444. Dikombinasikan dengan mesin yang bertenaga, rasio gigi akhir yang lebih kecil akan mampu mengakomodir kebutuhan angkutan orang dan pendistribusian barang jadi lebih cepat.

Baca Juga:
Gaji UMP Bisa Punya Mobil? Coba Deh Kunjungi Seva

Sementara Mitsubishi Fuso Canter 84G BC, sebagai varian yang diklaim bertenaga dan mudah perawatannya. Memiliki spesifikasi 136ps, 6 ban, GVW 8 ton. Ditopang interior elegan sesuai untuk angkutan orang.


(uda)