Mau Tahu Arti Kode DOT dan Snell pada Helm? Intip Penjelasannya

Foto: Instagram
Foto: Instagram

Autogear.id - Selama ini helm yang beredar di Indonesia umumnya wajib dilabeli kode SNI (Standarisasi Nasional Indonesia). Namun untuk helm-helm impor, ada juga yang sering kelihatan tertera yakni logo sertifikasi DOT dan Snell. 

Lantas sebenarnya, apa arti dari logo DOT dan Snell, dan secara lebih detail apa saja perbedaan standarisasi dari kedua logo itu?

Seperti diketahui, helm merupakan perlengkapan berkendara motor yang berfungsi paling krusial. Karena helm berfungsi untuk melindungi kepala beserta seluruh kelengkapan di dalamnya.

Ketika mengendarai motor menggunakan helm, maka pelindung kepala tersebut kiranya dapat meminimalisir dampak yang mungkin ditimbulkan jika terjadi musibah kecelakaan.

Helm pun terbukti mampu menghindarkan pemakainya dari risiko kematian, ketika mengalami kecelakaan fatal. Ada banyak jenis-jenis helm. Mulai dari full face, half face hingga trail. 

Karena perannya sangat penting, helm pun perlu memiliki standar-standar keamanan tertentu, yang diakui seluruh dunia. Misalnya logo DOT dan Snell tadi.

Adanya stiker DOT atau Snell yang biasanya terdapat di bagian belakang helm, merupakan penanda kalau helm tersebut lolos uji kelayakan sesuai sejumlah parameter yang ditetapkan.

Arti Kode DOT pada Helm

Pada helm-helm yang dipasarkan di Tanah Air, kode DOT umum ditemui. DOT merupakan singkatan dari Department of Transportation, yang merujuk pada departemen transportasi Amerika Serikat. 

Adapun standar DOT ini berada di bawah pengawasan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA).

Mengutip dari Bikebandit, DOT merupakan standar keamanan helm yang ditetapkan pemerintah federal Amerika Serikat. Ini artinya standar tersebut berlaku di seluruh wilayah Amerika.

Standarisasi DOT salah satunya menggunakan tes benturan, di mana dalam helm diletakkan dummy kepala manusia yang dilengkapi beberapa sensor. 

Nantinya sensor-sensor tersebut akan merekam kecepatan dan G-Force, ketika helm dijatuhkan pada bidang permukaan berbeda dari ketinggian yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan energi yang diterima kepala dari benturan tadi, selanjutnya diputuskan apakah sebuah helm lolos atau tidak standarisasi DOT. Tes dilakukan paling tidak dua kali, untuk mengetahui ketahanan helm saat mengalami benturan berulang.

Setelah itu, yang kemudian dilakukan adalah tes penetrasi. Ini untuk memastikan kepala tidak terkena efek berat saat terjadi kecelakaan. 
Dilakukan pula tes ketahanan, yang disebut retention system. Untuk menguji apakah helm akan terlepas dari kepala ketika kecelakaan. Umumnya yang diuji adalah kekuatan tali dan pengait helm.

Standarisasi helm DOT kerap dikritik, karena dalam realisasinya pabrikan helm sendiri yang menyatakan produk mereka sesuai standar DOT. Kemudian pabrikan memasang label DOT.
Padahal, mungkin saja jika helm tersebut kemudian ditest dan ternyata tak lolos, barulah sertifikasi DOT dicabut. Padahal helm sudah terlanjur beredar di pasaran.

Amerika Serikat menerapkan hukuman berat, jika produsen helm gagal memenuhi kriterianya. Berupa denda sebesar US$ 5.000 per helm. 

Pada akhirnya kisaran angka denda itulah yang kemudian membuat produsen helm lebih memilih untuk benar-benar mematuhi standarisasi DOT.

Arti Kode Snell pada Helm

Sementara itu di negeri Paman Sam sendiri, kode Snell dianggap sebagai sertifikasi helm yang lebih mumpuni. Karena standar pengujiannya lebih berat dan sulit dibanding DOT. 

Selain itu pengujiannya pun menggunakan helm klasifikasi balap. Benturan umumnya terjadi lebih keras ketika kecelakaan di ajang balapan, dibanding pengguna motor sehari-hari.

Secara lokasi, jika serfikasi DOT ini diwajibkan buat produsen helm (di Amerika Serikat), maka sertifikasi Snell ini lebih bersifat opsional. Apalagi yang mengeluarkan sertifikasi Snell adalah organisasi pengujian non-profit.

Setiap lima tahun, Snell mengeluarkan sertifikasi standar baru, dan ini yang belum ada di DOT. Setiap periode tersebut, sertifikasi Snell mengupdate beragam parameter pengujian baru.

Sebetulnya, selain DOT dan Snell, ada sertifikasi helm lain yang juga dikeluarkan beberapa badan atau organisasi. Misalnya FIM atau Federation Internationale Motocyclisme (FIM). Boleh dibilang menjadi standarisasi helm paling baru, dan khusus helm balap.

Terdapat pula kode standarisasi Sharp, merupakan rating keselamatan helm yang dikeluarkan pemerintah Inggris pada 2007. 

Mereka ketika itu ingin membuat rating performa helm, untuk meningkatkan faktor keselamatan para pengendara motor untuk penggunaan umum di jalanan Inggris. 

Pengujian dari Sharp berbeda, karena mereka membeli secara random helm dari penjual untuk kemudian diuji. 

Pengujian ini paling mendekati akurat, lantaran helm yang dites merupakan yang benar-benar dijual langsung ke publik.


(acf)