Industri Otomotif

Sambut Kenormalan Baru, Pabrik Suzuki Beroperasi Bertahap

Suzuki secara bertahap memulai aktifitas di pabrik. dok medcom
Suzuki secara bertahap memulai aktifitas di pabrik. dok medcom

Autogear.id: Dalam mendukung kebijakan pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Suzuki Indonesia telah menghentikan sementara kegiatan operasional pabrik dari 13 April hingga 22 Mei 2020. 

Menyambut kenormalan baru, Suzuki Indonesia secara bertahap mulai mengoperasikan kembali pabrik mulai tanggal 26 Mei 2020. Keputusan ini diambil untuk memenuhi kebutuhan ekspor karena pasar internasional mulai berangsur pulih dari dampak pandemi Covid-19.

“Pabrik Suzuki mulai beroperasi kembali secara bertahap untuk memenuhi permintaan ekspor, mengingat pasar internasional sudah mulai pulih pascapandemi Covid-19. Namun, pada tahap awal ini kami akan mengurangi volume produksi, dan secara bertahap akan kami lakukan evaluasi agar volumenya bisa ditingkatkan," kata President Director PT Suzuki Indomobil Motor/PT Suzuki Indomobil Sales, Seiji Itayama.

"Kami juga memastikan tetap menjalankan Suzuki Hygiene Commitment dan standar protokol kesehatan yang diberlakukan pemerintah untuk seluruh karyawan dalam pengoperasian pabrik. Ini adalah langkah kami untuk beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru atau New Normal sambil terus mendukung perekonomian Indonesia,” lanjutnya.

Dari ketiga lokasi pabrik yang ada di Cakung, Cikarang, dan Tambun yang terbagi menjadi Tambun 1 dan tambun 2, pabrik Tambun 2 merupakan area yang belum akan beroperasi. Hal ini dikarenakan pabrik Tambun 2 merupakan lokasi produksi model-model yang lebih banyak ditujukan untuk pasar domestik, seperti New Carry Pick Up, APV, dan Karimun Wagon R. 

Sementara di lokasi pabrik lainnya, Suzuki memastikan seluruh kegiatan operasional dipantau dengan ketat dan memenuhi regulasi pemerintah mengenai physical distancing. Karyawan akan dipastikan untuk mengenakan masker, selalu mencuci tangan, hingga menjaga jarak aman dengan karyawan lainnya. 

Suzuki membagi jadwal makan siang di pabrik menjadi 2 shift sehingga tidak terjadi penumpukan orang. Selain itu, di beberapa lokasi kerja yang tidak memungkinkan untuk dilakukan physical distancing, seperti di line production, dipasangi sekat di antara karyawan untuk meminimalkan risiko penularan virus. 


(uda)