Uji Mobil Baru

Hyundai Stargazer, Performanya Gokil di Kategori Mobil Keluarga

Jajal Hyundai Stargazer jarak jauh, performanya bikin takjub, peredaman superior di kondisi kecepatan tinggi. HMID
Jajal Hyundai Stargazer jarak jauh, performanya bikin takjub, peredaman superior di kondisi kecepatan tinggi. HMID

Autogear.id - Berbicara soal mobil keluarga, pasti tak jauh-jauh dari sensasi berkendara yang nyaman, lega di kabin, fitur-fitur keselamatan mumpuni, teknologi interkonektivitas terbaru hingga efisien dalam penggunaan bahan bakar. Namun ada satu hal yang di luar ekspektasi kami saat coba menjajal mobil keluarga yang punya opsi jok captain seat ini, yaitu performanya gokil untuk kategori mobil keluarga.

"Mengklaim diri sebagai mobil keluarga, memang harus punya banyak kelebihan yang disematkan. Namun untuk urusan mesin, sama dengan yang kami benamkan di Hyundai Creta. Baik spesifikasi teknisnya pun dengan konfigurasinya. Namun untuk urusan penyaluran tenaga ke roda tentu ada penyesuaian dengan bodi kendaraan yang lebih besar dari Creta. Sehingga tetap efisien dan performa terjaga," ujar Product Expert Hyundai Motor Indonesia (HMID), Bonar Pakpahan saat berbicara langsung kepada Autogear.id di sesi sela sesi tes mobil ini pekan lalu.

Lalu apa saja yang kami rasakan saat menjajal performa mobil ini? Seberapa beringas performanya dan seberapa efisien kami bisa berkendara dengan mobil yang punya beberapa opsi ini? Simak ulasan lengkapnya di bawah.  

embed

Setup Suspensi Rigid
Salah satu jalur yang langsung disiapkan ketika menjajal kendaraan ini, adalah mencobanya di tol yang terbentang dari Surabaya ke Malang. Saat mencobanya dengan kecepatan minimum 60 km per jam, setup suspensi sedikit terasa rigid dan cenderung keras. Mengingat bobot mobil hanya diisi sekitar 250 kg untuk 3 penumpang saja. 

Baca Juga:
Black Stone Garage, Rumah Baru Komunitas Otomotif untuk Perputaran Cuan

Asumsi jika bobot ditambah sekitar minimal 300 kg pasti lebih nyaman untuk kecepatan rendah pun langsung menyeruak. Tak buru-buru mengambil keputusan, kami pun menjajalnya dengan kecepatan di atas 120-170 km per jam. Di sini baru terasa perbedaannya. Performa suspensi yang dihadirkan Hyundai Stargazer bekerja dengan sangat baik. Peredaman di jalur bumpy tak membuat body roll berlebihan. 

Kami berasumsi, setup suspensi sengaja dibuat agak mirip seperti suspensi mobil rally. Di mana peredaman kick back atau rebound dibuat lebih lambat. Tujuannya agar ketika menghadapi jalan kondisi bergelombang, bodi depan dan belakang tak ngebuang. Baik saat di jalan bumpy nan berbelok, pun demikian di jalan bumpy dan lurus. 

Jika melihat secara sekilas konfigurasi tipe suspensi yang digunakan, di bagian depan dibekali MacPherson Strut dengan optimalisasi desain sehingga bobotnya bisa lebih ringan dari versi yang ada di mobil lain. Otomatis ini membuat handling lebih terkontrol. Sementara bagian belakang dibekali Coupled Torsion Beam Axle yang membuat proses ayunan lengan terutama rebound lebih lambat. Hal inilah yang membuat setup rebound terasa seperti mobil reli di kecepatan tinggi.

embed

Teknologi Pintar di Mesin
Hal berikut yang bikin takjub adalah performa mesin. Dalam data yang dimiliki mobil ini, Stargazer menggunakan mesin Smartstream G1,5 yang sanggup memuntahkan tenaga lebih besar dari low MPV lain di kelasnya. Yaitu tenaga sebesar 113,4 daya kuda dan torsi 143 Newton meter. Powerband yang dibuat pun terasa ngisi di setiap putaran. Bisa jadi karena torsi itu sudah tercapai di putaran mesin 4.500 RPM. Sementara low MPV lain, baru mencapai torsi maksimal di 6.000 RPM.

Baca Juga:
Pasar Kendaraan Niaga Membaik, Fuso Kantongi 6000 Unit SPK

Lalu apa yang membuatnya begitu beringas di sisi penghasil tenaga dan ruang bakar? Kalau dilihat dari garis besarnya, teknologi Dual Fuel Port Injection (DFPI) dan Integrated Thermal Management System (ITMS) jadi kuncinya. DFPI adalah teknologi pengkabutan bahan bakar yang terdiri dari dua nozzle. Nozzle ini bekerja secara efisien jika dalam kondisi putaran rendah (1 nozzle saja yang bekerja). Tapi ketika mesin berada di putaran tinggi, kedua nozzle akan bekerja menyemprotkan bahan bakar sehingga pembakaran lebih merata dan cepat.

Sementara ITMS adalah komponen tambahan yang disematkan untuk mengatur sistem pendinginan mesin secara bersamaan, baik dari radiator maupun oil cooler. Sehingga ketika mesin butuh performa tinggi, pendinginan yang diatur oleh katup dengan satu komando untuk membuat pendinginan mesin lebih optimal.

embed

Mode Transmisi Pintar
Salah satu yang kami puji di mobil ini adalah sistem transmisinya di terdapat 4 mode. Mode pertama dan menjadi mode default adalah mode normal. Di mode ini antara performa mesin dan efisiensi penggunaan bahan bakar diatur lebih seimbang. Sehingga cocok bagi Anda yang tak ingin repot berkendara di kondisi sehari-hari. Mode kedua adalah mode Eco buat Anda yang ingin berkendara dengan cara yang lebih efisien.

Kemudian mode sport bagi Anda yang ingin berkendara dengan agresif. Namun ingat, di mode ini mesin akan bekerja dengan maksimal, di semua putaran. RPM cenderung tertahan di rasio gir virtual tertentu. Mode ini seperti menonaktifkan mode Overdrive (O/D) di sistem transmisi otomatis konvensional. Akibatnya penggunaan bahan bakar juga cenderung akan boros. Terutama jika pedal gas di mainkan dengan agresif.

Baca Juga:
Pecco Pecah Rekor 4 Kemenangan Berturut di MotoGP Misano 2022

Sebagai contoh, konsumsi bahan bakar yang berlangsung di momen ini cukup tinggi. Namun seboros-borosnya masih sekitar 12 km per liter. Sementara jika mengaktifkan mode Eco dan meminimalkan penggunaan kelistrikan dan AC, konsumsi BBM bisa mencapai 27 km per liter dari pengujian yang kami lakukan.

Asiknya, meski sistem transmisinya menggunakan konfigurasi CVT yang mereka sebut Intelligent Variable Transmission (IVT), namun sensasi oper gigi secara virtual masih tetap terasa. Jadi bagi Anda yang senang berkendara dan sensasi oper gigi ala mobil manual, silakan pakai mode Sport dan jajal versi manual dengan menggeser tuas transmisi ke kanan (semi manual). Sistem ini juga ampuh untuk digunakan sebagai cara untuk deselerasi dengan cara pintar.

Kombinasi konfigurasi dan teknologi mesin hingga sistem transmisi inilah yang membuat mobil tersebut punya tenaga yang bisa dibilang hampir tak ada jeda di semua putaran. 

embed

Fitur Canggih
Salah satu yang menyenangkan di mobil ini adalah fitur-fiturnya sudah canggih. Fitur keselamatan hingga kenyamanan dalam berkendara benar-benar diperhatikan. Bukan hanya untuk penumpang bagian depan namun juga penumpang di bagian tengah dan belakang. Kebetulan di momentum ini Saya menggunakan Stargazer tipe Prime dengan tambahan captain seat. 

Baca Juga:
Mau Harley-Davidson Rare Edition? Coba Samperin Garrison Motoforge

Meski masih menggunakan tuas parking brake (rem parkir) manual, namun fitur Hill-Start Assist Control yaitu mobil bisa ngerem sendiri di tanjakan saat lepas pedal gas tanpa menekan pedal rem. Dikatakan bisa menahan selama 5 detik saja, namun dari pengalaman kami, fitur ini hanya berhenti bekerja ketika pedal gas ditekan.

Sedangkan fitur smartsense lainnya yang juga membantu pengemudi lebih aman di antaranya menjaga mobil berada di jalurnya atau yang biasa disebut bagian dari fitur Advaanced Driving Assistance System, hingga bantuan pengereman saat ada objek yang tiba-tiba berhenti di depan, juga terdapat di mobil ini.

Fitur interkoneksi di mobil ini juga bikin takjub, lantaran mobil bisa dikendalikan dari jarak jauh. Menyalakan mesin, menutup jendela, menyalakan AC, mengunci pintu, bisa dilakukan dari belahan bumi mana pun Anda berpijak. Ini sangat membantu dalam mengoperasikan kendaraan dan mengetahui posisinya di mana pun.

Fitur lain yang menyenangkan adalah karena mobil ini dilengkapi dengan ragam konsol penyimpanan barang. Termasuk botol minuman, dokumen bahkan untuk membawa barang berdimensi besar di bagasinya.

Baca Juga:
Verstappen Dulang Kemenangan di F1 Zandvoort nan Dramatis

Satu-satunya yang mungkin akan terasa janggal bagi orang-orang dengan tinggi badan di bawah 160 cm, adalah desain dasbor bagian pengemudi. Mengingat ada tambahan komponen berbentuk kotak yang menambah tinggi dari posisi dasbor, sehingga kurang lebih membuat penglihatan pengemudi agak terhalang.

Tapi secara keseluruhan, baik performa dan fitur, mobil satu ini sangat layak untuk dipertimbangkan dan rasanya akan membuat low MPV dari merek lain akan mulai khawatir. Apalagi dari sisi harga memang sengaja disamakan dengan Mitsubishi New Xpander yaitu Rp307,1 juta.  


(uda)